TUGAS II : ETIKA PROFESI ( HUBUNGAN ETIKA DAN AGAMA )

HUBUNGAN ETIKA DAN AGAMA

Manusia merupakan salah satu makhluk hidup yang sudah ribuan abad lamanya menghuni bumi. Dalam prosesnya, pembinaan kepribadian manusia dipengaruhi oleh lingkungan dan didukung oleh faktor pembawaan manusia sejak lahir. Terkait dengan itu, manusia sebagai makhluk sosial, tidaklah terlepas dari nilai-nilai kehidupan sosial. Oleh karena nilai akan selalu muncul apabila manusia mengadakan hubungan sosial atau bermasyarakat dengan manusia lain. Dalam pandangan sosial, etika dan agama merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos, ethos (adat, kebiasaan, praktek). Artinya sebuah pranata perilaku seseorang atau sekelompok orang yang tersusun dari  sebuah sistem nilai atau norma yang diambil dari gejala-gejala alamiah masyarakat atau kelompok tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika dirumuskan dalam tiga arti, yaitu: pertama, Ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Kedua, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Ketiga, Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
K. Bertens mengatakan etika dapat dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, arti ini disebut juga sistem nilai dalam hidup manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat. Misalnya, etika orang Jawa. Etika dipakai dalam arti kumpulan asas atau nilai moral yang biasa disebut kode etik. Kemudian etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik dan buruk. Arti etika di sini sama dengan filsafat moral.
Amsal Bakhtiar mengemukakan bahwa etika dipakai dalam dua bentuk arti: pertama, etika merupakan suatu kumpulan mengenai pengetahuan, mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia. Kedua, suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia yang lain.9 Secara spesifik, Ahmad Amin mengatakan etika adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian orang kepada lainnya, mengatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
Berdasarkan pemahaman di atas, etika merupakan ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan buruk dengan melihat pada amal perbuatan manusia, sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran dan hati nurani manusia. Agama merupakan suatu realitas yang eksis di kalangan masyarakat, sejak dulu ketika manusia masih berada dalam fase primitif, agama sudah dikenal oleh mereka. Meskipun hanya dalam taraf yang sangat sederhana sesuai dengan tingkat kesederhanaan masyarakat waktu itu. Dari masyarakat yang paling sederhana sampai kepada tingkat masyarakat yang modern, agama tetap dikenal dan dianut dengan variasi yang berbeda. Dengan demikian agama tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, kapan dan dimanapun.
Agama berasal dari bahasa sansekerta yang artinya tidak kacau, diambil dari  suku kata a berarti tidak dan gama berarti kacau. Secara lengkapnya, agama adalah peraturan yang mengatur manusia agar tidak kacau. Menurut maknanya, kata agama dapat disamakan dengan kata religion (Inggris), religie (Belanda), atau berasal dari bahasa Latin religio yaitu dari akar kata religare yang berarti mengikat. Dalam bahasa Arab dikenal dengan kata “dien”.Yang berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Mahmud Syaltut menyatakan bahwa “agama adalah ketetapan Ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup manusia”. Sementara itu, Syaikh Muhammad Abdullah Bardan berupaya menjelaskan arti agama dengan merujuk pada al Qur’an dengan melalui pendekatan kebahasaan. Emmanuel Kant mengatakan bahwa agama adalah perasaan tentang wajibnya melaksanakan perintah-perintah Tuhan. Harun Nasution berpandangan agama adalah kepercayaan terhadap Tuhan sebagai suatu kekuatan gaib yang memengaruhi kehidupan manusia sehingga melahirkan cara hidup tertentu. Sejalan dengan itu, Endang Saifuddin Ansari mengatakan agama adalah sistem kredo (tata ritus, tata peribadatan), sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan alam sekitarnya berdasarkan sistem keimanan dan sistem peribadatan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa agama adalah kebiasaan atau tingkah laku manusia yang didasarkan pada jalan peraturan atau hukum Tuhan yang telah ditetapkan oleh Allah. Dengan demikian, relasi antara etika dengan agama sangat erat kaitannya yakni adanya saling isi mengisi dan tunjang menunjang antara satu dengan yang lainnya. Keduanya terdapat persamaan dasar, yakni sama-sama menyelidiki dan menentukan ukuran baik dan buruk dengan melihat pada amal perbuatan manusia. Etika mengajarkan nilai baik dan buruk kepada manusia berdasarkan akal pikiran dan hati nurani. Sedangkan agama mengajarkan nilai baik dan buruk kepada manusia berdasarkan wahyu (kitab suci) yang kebenarannya absolut (mutlak) dan dapat diuji dengan akal pikiran.
Hubungan etika dan agama akan membuat keseimbangan, di mana agama bisa membantu etika untuk tidak bertindak hanya berdasarkan racio dan melupakan kepekaan rasa dalam diri manusia, pun etika dapat membantu agama untuk melihat secara kritis dan rasional tindakan –tindakan moral. Bahwa kepelbagaian agama adalah salah satu hal yang membuat kita juga menjadi sadar betapa pentingnya etika dalam kehidupan manusia. Tidak dapat kita bayangkan bagaimana kehidupan manusia yang berbeda agama tanpa etika di dalamnya. Kebenaran mungkin justru akan menjadi sangat relatif, karena kebenaran moral hanya akan diukur dalam pandangan agama kita. Diluar agama kita maka tidak ada kebenaran. Etika dapat dikatakan telah menjadi jembatan untuk mencoba menghubungkan dan mendialogkan antara agama-agama.



Fungsi Etika dan Agama dalam Kehidupan Sosial
Para pemikir Islam maupun pemikir Barat kontemporer sama-sama menyadari bahwa manusia saat ini berada pada puncak krisis yang akut, dimana kehadiran sains  dan teknologi modern telah mereduksi eksistensi kemanusiaan sebagai potensi ideal dan kekuatan dalam mendesain peradaban modern. Jauh sebelum Karl Marx merasakan adanya fenomena penindasan oleh berjuis dan kapitalis alat dan modal yang telah meredekreditkan dimensi kemanusian,sehingga zaman modern adalah zaman dimana manusia benar-benar hidup secara real dan harfiah dalam bumi yang satu. Dalam menyikapi keadaan tersebut, dibutuhkan sikap yang lebih apresiatif dan aktif dalam memfungsikan nilai-nilai etika dan agama dalam kehidupan sosial dan kemasyarakatan.Berbicara masalah etika dan agama tidak terlepas dari masalah kehidupan manusia itu sendiri. Olehnya itu, etika dan agama menjadi suatu kebutuhan hidup yang memiliki fungsi.
Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu yang berfungsi mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk, etika mengatur dan mengarahkan citra manusia kejenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia. Etika menuntut orang agar bersikap rasional terhadap semua norma. Sehingga etika akhirnya membantu manusia menjadi lebih otonom. Etika dibutuhkan sebagai pengantar pemikiran kritis yang dapat membedakan antara yang sah dan tidak sah, apa yang benar dan apa yang tidak benar. Etika memberi kemungkinan kepada kita untuk mengambil sikap sendiri serta ikut menentukan arah perkembangan masyarakat. Sedangkan agama yang kebenarannya absolut (mutlak) berfungsi sebagai petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi manusia dalam menempuh kehidupannya dengan harapan penuh keamanan, kedamaian, sejahtera lahir dan batin.  Agama sebagai sistem kepercayaan, agama sebagai suatu sistem ibadah, agama sebagai sistem kemasyarakatan. Agama merupakan kekuatan yang pokok dalam perkembangan umat manusia.18Agama sebagai kontrol moral. Sebagai contoh dalam kehidupan modern yang serba pragmatis dan rasional, manusia menjadi lebih gampang kehilangan keseimbangan, mudah kalap dan brutal serta terjangkiti berbagai penyakit kejiwaan. Akhirnya manusia hidup dalam kehampaan nilai dan makna.Ketika itu agama hadir untuk memberikan makna. Ibarat orang tengah kepanasan ditengah Padang Sahara. Agama berfungsi sebagai pelindung yang memberikan keteduhan dan kesejukan, serta memiliki ketentraman hidup.19 Dengan demikian, ajaran agama mencakup berbagai dimensi kehidupan manusia (multi dimensional) senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan tidak pernah mengenal istlah ketinggalan zaman (out of date).
Kedua fungsi tersebut tetap berlaku dan dibutuhkan dalam kehidupan sosial. Etika mendukung keberadaan agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional sedangkan agama mendasarkan pada wahyu Tuhan.Dalam agama ada etika dan sebaliknya. Agama merupakan salah satu norma dalam etika. Berdasarkan kedua fungsi tersebut di atas, manusia dapat meningkatkan dan mengembangkan dirinya menjadi manusia yang memiliki yang peradaban yang tinggi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas 1 : REVIU KONSEP DAN LINGKUP PSDA

TUGAS VII : ETIKA PROFESI ( KONSEP KEPENTINGAN PUBLIK )